bioHaZarD

Sabtu, 15 September 2012

3 Pengusaha Sukses Indonesia yang bisa dijadikan Inspirasi




Bob Sadino
Lelaki lampung 9 maret 1933 ini terkenal dengan gayanya yang nyentrik dan santai. Suatu hari, temannya menyaranan Bob untuk memelihara ayam untuk melawan depresi yang di alaminya. Bob tertarik, ketika berternak ayam itulah muncul inspirasi berwirausaha. Bob memperhatikan kehidupan ayam-ayam ternaknya, ia mendapat ilham ayam saja bisa berjuang hidup, tentu manusiapun juga bisa. Keberhasilan Bob tidak terlepas dari ketidaktahuannya sehingga ia langsung terjun kelapangan. Setelah jatuh bangun, Bob trampil dan menguasai bidangnya. Proses keberhasilan Bob berbeda dengan kelaziman, mestinya di mulai dari ilmu, kemudian praktik, lalu menjadi terampil dan professional.

Menurut Bob, banyak orang yang memulai dari ilmu, berfikir dan bertindak serba canggih, arogan, karena memiliki ilmu melebihi orang lain. Sedang Bob selalu luwes terhadap pelanggannya, mau mendengarkan saran dan keluhan pelanggan. Dengan sikap seperti itu Bob meraih simpati pelanggan dan mampu menciptakan pasar. Menurut Bob, kepuasan pelanggan akan menciptakan kepuasan diri sendiri, karena itu ia selalu berusaha melayani pelanggan sebaik-baiknya.

Bob menempatkan perusahaannya seoerti sebuah keluarga. Semua anggota keluarga Kem Chicks harus saling menghargai, tidak ada yang utama, semuanya punya fungsi dan kekuatan.




Hasjim Ning
Lahir dan dibesarkan di Nipah, Padang , Sumatra Barat 22 agustus 1916. Disitu dia juga mengecap pendidikan SD Adabiah, padang ( 1929 ) dan MULO, Padang ( 1933 ). Kemudian 1037, Hasjim Ning yang kemudian bernama lengkap Masagus Nur Muhammad Hasjim Ning, hijrah ke Jakarta. Dia jadi tukang cuci mobil. Dua tahun kemudian , dia di percaya menjadi perwakilan NV Velodrom Motorcars di tanjung enim. Lalu dia kembali lagi ke Jakarta kemudian menjadi administrator perkebunan the di cianjur. Ketika itu pecah perang, diapun sempat ikut berperang bersama alex kawilarang, 1945 di cianjur, bandung selatan . Lima tahun dia pension dengan pangkat letnan colonel lalu mengikuti klursus pembukuan A7B, Jakarta ( 1952 ).

Setelah itu Hasyin mendirikan Djakarta Motor Company. Tiga tahun kemudian , usaha dagang mobil itu berkembang menjadi usaha mobil pertama di Indonesia dan di beri nama Indonesian Service Station. Sejak itu Pengusaha yang mendapat gelar kehormatan Dr HC bidang ilmu manajemen dari universitas Islam Sumatra itulebih banyak dikenal dengan pengusaha perakitan mobil. Padahal dia juga pengusaha dalam berbagai bidang , baik ekspor impor , bank, biro perjalanan, pabrik kosmetik maupun konsultan rekayasa. Sebagai pengusaha sukses dia pun terpilih menjadi ketua umum kadin , 1979-1982.




Raam Punjabi
Raam Jethmal Punjabi lahir di Surabaya 6 oktober 1943. Awalnya dia tidak serta merta berkecimpung di dunia perfilman. Dari tahun 1962-1963, ia bekerja di sebuah perusahaan tekstil. Pada tahun 1964 ia merintis sebuah usaha impor tekstil sampai pada akhirnya pada tahun 1969 di tinggalkannya.

Pada tahun 1967, Raam bersama dua kakaknya Dhammoo Punjabi dan Gobind Punjabi mendirikan perusahaan importer Infortir Film, PT Indako Film dengan Modal Rp 30 juta. Tiga tahun kemudian ia mendirikan PT Panorama Film ( 1971-19760 yang bernama PT Aries Internasional Film memproduksi film “ Mama “ karya sutradara Wim Umboh.

Saat ini Raam Punjabi menjabat sebagai ketua Bidang Hubungan Luar Negeri dan Festival di persatuan perusahaan film Indonesia ( PPFI ) . Ia di kenail bisa membaca selera pasar dan menjadi trend setter perfilman. Pada tahun1980-an ketika kodisi perfilman Indonesia terpuruk , Raam malah sukses meluncurkan film komedi di jagat perfilman Indonesia dengan menampilkan bintang komedi Trio Warkop yaitu dono , kasino, indro. Malah saat itu film komedi menjadi trend dan banyak produser mengekor membuat film komedi.

Kesuksesan demi kesuksesan mendorong nya mendirikan rumah produksi PT Tripar Multivision Plus dengan modal rp 2250 juta pada tahun 1990. Rumah produksi ini juga memproduksi sinetron-sinetron yang di gemari masyarakat. Hingga tahun 2000-an tidak ada yang menyaingi Raam Punjabi dalam memproduksi film-film di Indonesia.

Profil Wanita Pengusaha Sukses Bisnis Boneka

boneka beruang

Namun berkat kerja keras dan keuletannya, ia berhasil meraih kesuksesannya sebagai pembuat boneka di Jakarta. Lewat  workshopnya di wilayah Kemayoran Jakarta, omset puluhan hingga ratusan juta rupiah mampu ia kantongi per bulannya. Dari usaha itu, Tuti tidak terlepas dari keaktifannya bersama Perkumpulan Keterampilan Keluarga (PKK), di daerah Kemayoran Jakarta. Yaitu mengembangkan  pembuatan boneka yang telah ia kuasai bersama organisasi perempuan tersebut.
Dengan modal awal yang tidak sampai Rp 1 juta, Tuti memproduksi boneka-boneka dan mencoba memasarkannya ke toko-toko boneka di Jakarta. Dari toko ke toko ia jajaki dengan menawarkan berbagai contoh produk boneka buatannya. Pada saat itu, banyak toko boneka yang sudah memiliki suplai tetap terutama dari pabrik boneka besar sehingga tidak mudah untuk menembusnya.
Menjalankan bisnis boneka tidak semudah apa yang dibayangkan Tuti sebelumnya. Pada tahun 2006, ia pernah mengalami kejatuhan usaha yang hampir membawa pada kebangkrutan karena masalah permodalan dan pemasaran yang berkurang. Akhirnya ia sering mengikuti pameran-pameran dan hasilnya lumayan. Disamping itu, ia juga mendapat suntikan modal dari salah satu bank BUMN sebesar Rp 49 juta. Dengan demikian secara perlahan bisnisnya mulai beranjak naik dan mampu bangkit kembali.
Dalam mengembangkan bisnis bonekanya itu, Tuti selalu memegang sebuah prinsip yaitu melakukan terobosan pembuatan model dan desain-desain boneka baru yang inovatif. Semua itu ia pelajari dari berbagai media seperti televisi, majalah, internet dan lain sebagainya. Melalui 25 karyawannya, ia mampu menjual ribuan boneka per bulan, bahkan dalam acara-acara khusus untuk promo setiap order mencapai 2.000 boneka untuk satu perusahaan. Harga boneka yang ia jual pun beragam mulai dari yang termurah Rp 10.000 hingga Rp 350.000 per buah.
Tuti mengupayakan selalu mengembangkan model produk bonekanya secara periodik, agar konsumennya tetap tertarik dengan hasil produknya. meskipun diakuinya untuk beberapa model seperti boneka beruang atau jenis-jenis binatang lainnya masih menjadi primadona di pasaran. Sedang untuk boneka karakter jarang ia produksi, karena selain hanya momen tertentu persaingannya pun sudah banyak.
Kini produk bonekanya sudah dikenal dan dicari orang, tak heran toko-toko boneka di kawasan Mangga Dua dan Cempaka Mas Jakarta selalu menjadi langganannya. Penjualannya pun sampai Rp 100 juta per bulan, meski tergantung orderan.  Saat ini produk-produk bonekanya masih dipasarkan terbatas di pasar lokal saja, diantaranya di wilayah Jabodetabek, Banjarmasin Kalimantan, Nusa Tenggara Barat, Makasar, Lampung, dan lainnya. Meski sempat jatuh bangun dalam membangun usaha bonekanya, akhirnya wanita asal Sukabumi ini telah menikmati bisnisnya yang berjalan hampir 10 tahun, dengan margin 10%-20% setidaknya ia sudah bisa menikmati hidup sebagai seorang pengusaha sukses tanpa harus menjadi orang gajian.

Diakui Tuti tantangan bisnis dalam bidang boneka ini terus dinamis selain harus bersaing dengan industri besar, persaingan dengan barang-barang impor dilakoni terutama terhadap produk-produk boneka asal China yang terkenal harganya yang murah.
Begitulah nasib seseorang yang tidak ada yang mampu menduganya, yang awalnya dari seorang pekerja biasa, bisa menjadi pengusaha sukses dengan menekuni bisnis pembuatan boneka. Semangat, tekad yang besar dan keuletan perjuangan dari seorang Tuti Nurhayati dalam menggeluti bisnis bonekanya itulah yang patut kita jadikan contoh, semoga kisahnya bisa menjadi motivasi bisnis bagi semua wanita.
Salam sukses.